Senin, 04 Agustus 2014

Sesederhana itu




Kita adalah makhluk yang aneh. Ketika memulai sesuatu, kadang kita ingin menghentikannya. Namun, ketika hal tersebut berakhir, kita ingin mengulangnya. Aneh, bukan? Sebuah pemikiran yang logis, tapi egois.

Hari ini, kembali menjadi manusia yang bergantung pada orang lain.
Kadang senyum terpasang megah di ujung bibir saat melihat pesan darinya. Namun tak jarang juga kecewa hinggap di dasar dada, dia tak kunjung memberi kabar.

Kembali menjadi manusia yang selalu murung menunggu kabar darinya. Namun setelah sebuah emoticon “:)” mendarat di kotak masuk pesan, semua gundah hilang berganti menjadi tawa ceria. Sesederhana itu.

Seseorang seperti itu adalah seseorang yang istimewa. Seseorang yang istimewa bisa menjungkirbalikkan mood-mu dalam sekejap. Dia bisa membuatmu yang sedang dalam suasana hati sumringah menjadi diam dan menekuk muka dalam satu kedipan saja. Sederhananya, ketika dia tersenyum aku semakin tersenyum. Namun ketika dia cemberut, apapun suasana hatiku, spontan wajah ini menjadi kusut.

Sayang, mudah sekali bagimu melengkungkan garis bibirku ke atas atau ke bawah.
Walaupun hanya sebuah titik dua dan sebuah kurung tutup :)

Serumit-rumitnya perasaan itu, ternyata semua hanyalah bagian paling sederhana dari jatuh cinta.




0 komentar:

Posting Komentar