Selasa, 28 Februari 2017

Pernah


Kita pernah saling membahagiakan. Bahkan ada yang bilang kita adalah dua orang yang tak dapat dipisahkan.

Kita pernah saling berbalas mesra. Bahkan aku tak bosan menanti topik hangatmu yang slalu berhasil menghempas lara.
Kita pernah saling tergenggam rindu. Saling resah menanti kabar—menuntut waktu untuk membawa sebuah temu.
Namun, kalimat “pernah” hanya menjelaskan peristiwa masa lalu. Dan kamu tahu itu. Dulu kita pernah bahagia, tersatukan oleh perihal hangat bernama cinta.
Iya—kita pernah. Tapi itu dulu.


Untukmu A.

0 komentar:

Posting Komentar